Jumat, 11 Juli 2014

Yang hilang dan bertahan (Pasca Pilpres 2014)

sumber: kaskus.co.id

Piplres tahun 2014 memang unik.

Hanya diikuti oleh dua pasang calon presiden dan wakil presiden.

Kedua pasang ini sama-sama memiliki peminat, fans dan pengikut yang besar. Kekuatan keduanya bisa kita lihat dari bagaimana mereka mampu mengendalikan semua media yang ada; baik media cetak, elektronik maupun televisi.

Bahkan, pasca pilpres diselenggarakan tepatnya sehari setelah pemilihan ada dua saham perusahaan yang dikabarkan turun.

Hal ini terkait independesi media dalam mengawal perpolitikan nasional.

Tidak bisa dipungkiri juga bahwa semua media rela menurunkan martabatnya sebagai penengah masyarakat, pemberi kabar yang netral.


Sebelum berlangsungnya proses pemilihan presiden tanggal 9 Juli 2014, dalam batin saya sudah memprediksi bahwa nantinya akan ada sedikitnya dua versi quick count yang memenangkan pasangan capres dan cawapres berbeda.


Dan itu terbukti.

Dan kali ini, melihat perkembangan perpolitikan nasional, saya mulai menerka-nerka apa yang akan terjadi kemudian tepatnya setelah KPU secara resmi mengumumkan pemenangnya.

Berikut hal-hal yang akan hilang dan tetap bertahan setelah tanggal 22 juli 2014.

Senin, 05 November 2012

Pulau Keramat di Sungai Mahakam



Ini cerita menarik lain yang aku peroleh dari obrolan bersama warga kampung Sirau. Cerita ini terkait sebuah pulau yang membelah sungai Mahakam. Pulau itu kecil berada ditengah-tengah aliran sungai. Sepi tanpa penghuni. Dan cerita ini terkait asal usul masyarakat sekitar menyebutnya sebagai pulau Keramat.
Perlu diketahui pulau Keramat berada diantara kampung Mamahaq Teboq dan kampung Sirau. Jarak tempuh dari Kecamatan Tering sekitar 4 jam melalui jalur sungai. Itu jika kita menggunakan kapal. Akan lebih cepat jika kita menggunakan speed boat. 1 jam sudah sampai. Tentu ongkosnya pun berbeda. Bisa tiga kali lipat. Pulau-pulau semacam pulau Keramat sebenarnya juga ada dan terletak ditengah-tengah aliran sungai Mahakam. Namun, pulau keramat adalah pulau yang berbeda karena memiliki sejarah tersendiri.

Kenapa Orang Dayak Makan Manusia (Sebuah jawaban)




Suatu sore aku beserta salah satu kader pemberdayaan kampung Sirau berencana menemui petinggi kampung untuk membahas rancangan naskah RPJMDes. Pak Sulaiman nama kader itu. Dia merupakan salah satu dari dua kader yang paling bersemangat tinggi membangun kampung. Kebetulan letak kampung Sirau bersebalahan dengan kampung tempat aku tinggal hanya terpisah oleh satu kampung lain bernama kampung Lutan.
Sepanjang perjalanan dari kampung Datah Bilang menuju kampung Sirau, saya disuguhkan pemandangan alam yang cukup menarik. Jalan yang kami lewati masih berupa jalan tanah, lebih tepatnya jalan tanah lumpur. Kalau di jawa, saya menyebutnya tanah lempung. Perlu anda tahu tanah jenis ini cenderung empuk bahkan lembek jika dilewati. Terlebih saat hujan turun, hampir tak seorangpun yang berani melewatinya. Alas an cukup jelas, mereka takut terpeleset dan jatuh dari motor. Karena ketika hujan, tanah ini akan menjadi sangat licin. Kanan kiri jalan masih hutan liar. Ada beberapa petak yang sudah dimanfaatkan untuk bercocok tanam seperti tanaman padi. Aku sangat takjub dan menikmati perjalanan yang mendebarkan ini.

Ads 468x60px

Social Icons

About Me

Foto Saya
Ali Mahfud, S.Pd., Gr.
Penulis adalah pengajar di salah satu SMPN di Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur
Lihat profil lengkapku

About Me

Foto Saya
Ali Mahfud, S.Pd., Gr.
Penulis adalah pengajar di salah satu SMPN di Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur
Lihat profil lengkapku

Followers

Featured Posts